Minggu, 30 Juni 2013

KEMANA LIMBAH KANTIN FT BERAKHIR?



Kantin merupakan tempat yang sangat di cari oleh para mahasiswa ataupun dosen-dosen dan jajarannya. Di sinilah tempat yang nyaman untuk melepaskan lelah ataupun rasa lapar dan juga dahaga yang di bawa setelah berktifitas di kampus.
Untuk kali ini ,pembahasan akan di tuju kali ini adalah kantin FT (Fakultas Teknik). Kantin FT yang terletak strategis ini,di dekat Masjid FT sangat ramai oleh para pengunjung yang ingin membeli sesuatu yang di cari.
Bisa di bayangkan jika pengunjung kantin FT ini sangat banyak  tiap harinya,maka limbah kantin ini pun banyak juga bukan? Lalu kemana limbah dari kantin FT ini berakhir  jika tidak di kelola dengan baik?Dan sekiranya itu di buang sembarangan di dekat Masjid FT. Ini menimbulkan masalah-masalah baru yang mungkin akan menjadi samakin besar jika terus di biarkan.Dapat menimbulkan aroma yang tidak sedap dan juga dapat mengakibatkan timbulnya penyakit dan tempat bersarangnya lalat atau juga nyamuk.
         Ini tentu mengurangi kenyamanan dan juga kebersihan di sekitar sana,bukankah lebih baik jika limbah kantin FT ini di kelola dengan benar. Misalnya dengan membayar  petugas pengambil sampah,kemungikinan ini lebih efektif. Dengan biaya 30.000 rupiah di bagi 4 pengelola kantin tentu sangat ringan,dan sampah pun dapat teratasi dengan lebih bijak.
         Jika selama ini masih kurang pengelolaan,maka mulailah dari sekarang. Sehinnga kita juga dapat lebih nyaman dengan kondisi di sekitar kantin FT yang akan lebih bersih dan teratur limbahnya.

Jumat, 28 Juni 2013


SAMPAH



Akhir-akhir ini, banyak tugas besar yang menuntut mahasiswa untuk mengerjakannya guna memenuhi nilai untuk mengikuti ujian akhir. Tugas besar ini “diakali” mahasiswa dengan belajar bersama dan bekerjasama, sehingga diharapkan tugas dapat terselesaikan lebih cepat dengan diskusi tersebut. Mahasiswa saling berbagi ilmu yang dikuasai masing-masing. Jadi, kebersamaan mahasiswa pun dapat terpupuk. 
Mengerjakan tugas di kampus sampai larut pun dirasa tak masalah. Namun, ada beberapa segmen yang menjadi momok tersendiri, yakni, sampah. Sampah menjadi bertebaran dimana-mana, mulai dari sampah bekasbungkus makanan hingga kertas-kertas tak terpakai. Jika tidak ada kesadaran dari mahasiswa untuk memungut sampah dan membuangnya. Maka, dapat dipastikan sampah-sampah itupun teronggok. ini menjadikan lingkungan tidak bersih, pun demikian, jika semisal pihakyang bukan “berdomisili” di UNNES mampir sejenak di kampus kita, maka akan menimbulkan persepsi negatif tersendiri.
Seharusnya, keegoisan ini tidak boleh terjadi. Kesadaran dari diri sendiri, dan prinsip saling mengingatkan pun tak nyana harus dicamkan. Karena, kebersihan itu pun juga akan berdampak positf bagi lingkungan kampus tentunya. Kampus menjadi sehat dan asri. Maka dari itu, cambuk mengenai sampah ini tidak boleh begitu saja dihiraukan. Sampah dan mahasiswa FT UNNES tidak selamanya berkawan bukan? Lingkungan kampus bisa kok terbebas sejenak dari apa yang bernama sampah, selama kita dapat menjaga lingkungan dengan baik. Belajar berkelompok itu memang banyak nilai positif, akan tetapi dampak negative yang mungkin timbul juga harus diminimalisir.